contoh karya ilmiah lingkungan bisnis
Karya Ilmiah Peluang Bisnis
"Bisnis Yang menjanjikan"
Nama : Heri Irawan
Kelas : D3MI-01
NIM : 14.02.8687
UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala limpahan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah, yang dibuat untuk memenuhi tugas ahir dari kuliah Bisnis.
Dorongan dari orang tua saya dan dukungan dari teman-teman saya yang begitu besar sehingga saya bisa menyelesaikan tugas "karya ilmiah peluang bisnis" ini dengan tepat waktu. Sehingga penulis mengucapkan banyak terimakasih untuk semuanya.
Penulis sadar bahwa karya ilmiah peluang bisnis ini, masih jauh dari sempurna, maka
saran dan kritik yang membangun dari pembaca amatlah penulis harapkan demi
sempurnanya karya ilmiah peluang bisnis ini. Semoga karya ilmiah peluang bisnis ini dapat bermanfaat dan dipakai sebagai bahanreferensi yang dapat memberikan wawasan luas dalam bisnis.
yogyakarta, 28 Februari 2015
penulis
Heri Irawan
ABSTRAK
Mengapa saya memilih judul “Bisnis yang menjanjikan”, karena saya rasa banyak juga orang yang memiliki keinginan tetapi banyak yang masih merasa canggung untuk memulai bisnisnya karena memikirkan peluang. Maka dari itu disini saya akan membahas bisnis yang menjanjikan. Asal ada niat dan kemauan yang besar apapun mungkin untuk bisa. Sebenarnya yang dibutuhkan disini hanyalah skill atau kemampuan yang memadai. Jadi pertama-tapa siapkan diri anda terlebih dahulu
ISI
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetesdengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiramdengan bagian tengah agak cekung. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutanKing Oyster Mushroom.
![Hasil gambar untuk jamur tiram pasca panen](https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRzfPCsRAp5xv3SjkqgSpZiIXsOZdcdjqTAZ36fzwToqR16pf4Gqg)
Menurut data dari Badan Pusat Statistik ( BPS ) Budidaya jamur konsumsi di Indonesia, kian menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Bahkan sejak 1980-an, Indonesia telah mulai memasuki perdagangan jamur dunia. Dan meskipun masih sangat kecil dimasa itu, Indonesia sudah termasuk salah satu negara pemasok utama jamur dunia di samping Spanyol, Belanda, RRC, Perancis, Belgia, Jerman, Jepang, Thailand dan Taiwan.
Selain jadi pemasok, Indonesia juga termasuk pengimpor jamur yang tidak kecil. Bahkan tidak jarang, nilai impor jamur Indonesia lebih tinggi dibanding nilai ekspornya. Indonesia sudah termasuk salah satu negara pemasok utama jamur dunia di samping Spanyol, Belanda, RRC, Perancis, Belgia, Jerman, Jepang, Thailand dan Taiwan.
Hal ini dikarenakan konsentrasi produksi jamur Indonesia lebih banyak ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar luar negeri, seperti Singapura, Australia, Inggris, Jerman, Perancis dan Balanda, yang setiap tahun terus mengalami kenaikan sebesar 7,4%. Akibatnya, kebutuhan dalam negeri justru terabaikan.
Badan kesehatan dunia (FAO) menyatakan bahwa jumlah konsumsi sayuran untuk memenuhi standar kesehatan adalah sebesar 65 kg/kapita/tahun. Dari kedua data tersebut terlihat bahwa konsumsi sayur masyarakat Indonesia belum separuhnya dari rekomendasi FAO. Kondisi inilah yang menjadikan peluang usaha jamur konsumsi di dalam negeri masih sangat terbuka lebar.
Menurut data yang dikeluarkan FAO, hasil analisis pakar-pakar di Institute Diatetics London, Jamur Tiram Putih atau Jamur Shimeiji memiliki kandungan protein sebesar 2,75-3,02%, lemak 0,56%, vitamin B2 44,0 mg/100 g, karbohidrat 6,2%, asam nikotin 1,6 mg/100 g dan 18 macam asam amino seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini, yaitu :
Tabel 1. 18 Asam Amino dalam Jamur Shimeiji atau Jamur Tiram Putih
No
|
Nama Asam
|
Kandungan
|
No
|
Nama Asam
|
Kandungan
|
1. | Alanine | 7,0 g/100 g | 10. | Aspartic acid | 9,3 g/100 g |
2. | Arginine | 6,3 g/100 g | 11. | Glutamic acid | 17,0 g/100 g |
3. | Cystine | 0,6 g/100 g | 12. | Phenylalanine | 4,1 g/100 g |
4. | Glycine | 5,9 g/100 g | 13. | Tyrosine | 2,61 g/100 g |
5. | Histidine | 2,4 g/100 g | 14. | Trytophan | 0,3 g/100 g |
6. | Leucine | 12,6 g/100 g | 15. | Methionine | 2,1 g/100 g |
7. | Lysine | 6,3 g/100 g | 16. | Valine | 6,3 g/100 g |
8. | Proline | 5,4 g/100 g | 17. | Threonine | 6,8 g/100 g |
9. | Serine | 6,3 g/100 g | 18. | Isoleusine | 0,3 g/100 g |
Sumber : FAO
Sampai saat ini jamur lebih banyak diproduksi di Jawa. Berdasar data MAJI (Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia), setiap hari Jabar memproduksi 15—20 ton jamur merang dan 10 ton jamur tiram. Sementara Jateng sebagai sentra jamur kuping dan shiitake, setiap hari memproduksi 1 ton jamur kuping dan 500 kg/hari jamur shiitake. Sebagian besar produksi jamur dipasarkan dalam bentuk segar. Jamur-jamur tersebut kebanyakan dipasarkan ke kota-kota besar yang menjadi tujuan pasar utama jamur selama ini.
Menghasilkan produk jamur tiram yang bagus dan berlimpah pastilah menjadi harapan bagi semua petani, karna dengan begitu keuntungan yang didapat pun sudah pasti memuaskan. Kenyataan memang tak selalu sesuai dengan harapan, di beberapa tempat ternyata masih ada beberapa petani jamur tiram yang belum mampu mencapai hasil panen maksimalnya.
Menjalankan bisnis jamur memang membutuhkan ketekunan, ketelitian dan sedikit teknik. Tanpa kita sadari ternyata banyak hal-hal sederhana yang belum kita ketahui, yang justru merupakan cara ampuh untuk meningkatkan hasil panen. Baglog sebagai media tanam jamur memang dipersiapkan untuk kebutuhan pertumbuhan jamur. Dirancang sedemikian rupa dengan tambahan nutrisi, sehingga diharapkan jamur yang akan tumbuh dapat memiliki kualitas yang baik dan dapat hidup secara berlanjut. Nah, salah satu teknik sederhana untuk meningkatkan hasil panen jamur tiram yaitu saat proses pemberian lubang pada baglog jamur.
Saat spora telah menyebar pada seluruh bagian baglog, di tahap inilah jamur tiram siap tumbuh. Pada saat itu kita dapat memberikan lubang pada baglog, inilah bagian penting agar mendapatkan hasil panen yang maksimal. Lakukan dengan cara melubangi bagian atas tanpa membuka kapas penutup. Buat 2-3 lubang dan biarkan jamur tumbuh. Kemudian pada panen berikutnya buat kembali lubang di tempat berbeda dengan jumlah lubang lebih banyak. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mengurangi penguapan yang terjadi pada baglog sehingga air yang tersedia dimanfaatkan secara maksimal bagi pertumbuhan jamur. Bila sudah demikian otomatis bobot panen akan meningkat.
Selama ini beberapa petani masih salah dalam meperlakukan baglog jamur, mereka lebih sering langsung membuka kapas penutup pada panen pertama. Kemudian mencungkil bagian dalamnya bahkan langsung memotong plastik bagian atas, dimaksudkan agar jamur yang tumbuh lebih banyak karena bidang tumbuh lebih luas. Tanpa kita sadar hal tersebut justru teknik yang kurang tepat, baglog jamur akan mengalami penguapan yang banyak sehingga mengakibatkan cepat kering. Sebagian dari mereka ada yang berpendapat bahwa melakukan pengkabutan akan membuat media menjadi basah kembali, jika anggapan ini benar maka tidak seharusnya plastik baglog semakin hari akan semakin seperti keriput. Ini dikarenakan baglog memiliki misselium yang tebal sehingga tidak mudah menyerap air, bahkan disiram sekalipun.
Baru lah pada panen ke tiga, keempat dan seterusnya kita dapat melubangi dengan ukuran yang lebih besar, karena panen besar telah terjadi pada awal pertumbuhan dan lakukan perawatan seperti biasa.
Nah, kini sudah siapkah Anda mendapatkan hasil panen yang melimpah? Untuk itu segera lakukan pola baru pada baglog jamur, untuk mendapatkan hasil yang Anda impikan. Semoga informasi yang kami berikan dapat bermanfaat. Salam Sukses.
referensi
No comments:
Post a Comment