iseng-iseng

terimakasih telah berkunjung, semoga informasi ini bermanfaat :)

loading...

Sunday, 1 October 2017

JANGAN KAU MERASA AMAN KETIKA KAU SUDAH BERADA DI JALAN YANG LURUS




بِِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Assalamu’alaikum Wr.wb
Segala puji bagi Allah yang telah mengizinkan saya untuk memposting artikel ini. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang “jalan yang  lurus”. Selama ini mungkin kita berfikir bahwa jalan yang lurus adalah jalan yang indah dan penuh dengan kebahagiaan, jalan lurus adalah jalan yang aman bagi orang beriman karena mendapat pertolongan dari Allah. Namun ternyata tidak demikian. Jalan yang lurus itu merupakan jalan yang penuh hambatan. Jalan yang tidak mudah untuk dilewati. Hal ini dijelaskan dalam surat Al-ankabut ayat 2 dan 3


أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
2.  Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) mengatakan, "Kami telah beriman," sementara mereka tidak diuji lagi?
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
3. Dan sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka. Maka, Allah pun betul-betul mengetahui orang-orang yang benar dan Dia betul-betul mengetahui orang-orang yang berdusta.

Kedua ayat diatas menjelaskan bahwa manusia tidak serta merta mengaku beriman kemudian hidup bahagia. Namun Allah akan memberi cobaan pada manusia. Hal ini bertujuan untuk menguji tingkat keimanan seseorang. Apakah orang tersebut benar-benar beriman atau hanya sekedar mengaku beriman. Dan jika manusia tersebut lolos di ujian pertama, akan muncul ujian selanjutnya. Begitulah seterusnya sampai maut menjemput. Jalan yang lurus bukanlah jalan tanpa hambatan. Justru di jalan inilah setan-setan berkeliaran untuk menghalangi manusia menuju kepadaNya. Seperti yang tertulis di surat Al-A’raf ayat 16 dan 17

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ (16)
 ثُمَّ لآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ (17)

Iblis menjawab, "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)."

Setan tidak akan berhenti mengganggu manusia untuk menuju kepadaNya dikarenakan setan telah berjanji pada Allah untuk menyesatkan manusia. Meskipun demikian. Tetaplah berada di jalan yang lurus. Karena jalan inilah satu-satunya jalan yang diridhoi Allah SWT. mungkin tidak mudah berada di jalan lurus ini, yakinlah bahwa Allah senantiasa menolong hambaNya yang taat. Jangan sampai kita menjadi orang yang merugi hanya karena susahnya hidup.
Allah ta’ala berfirman,
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr).
Menurut imam Syafi’i, surat tersebut cukup untuk mendorong manusia supaya mereka memegang teguh agama Allah dengan beriman, beramal sholeh, berdakwah, dan bersabar atas semua itu.
Jadi, sebagai umat islam, kita memang diwajibkan untuk taat kepada Allah. Dan ketaatan itu ada jika kita berada di jalan yang lurus ini. Ketika ujian datang, ingatlah bahwa Allah selalu bersama kita. Jangan sampai ujian ini menghilangkan keimanan kita. Bukankah setiap hari kita berdoa pada Allah untuk membimbing kita? Hal ini tertulis di surat Al-fatihah ayat 5,6, dan 7
إيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
5. (Ya Allah), hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيْمَ
6. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus,
صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنعَمْتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوْبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَ
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Surat Al-fatihah sendiri adalah surat yang selalu kita baca ketika sholat. Entah itu sholat fardhu, sholat dhuha, sholat tahajud, sholat rawatib. Surat Al-fatihah selalu kita baca. Dan pada surat tersebut kita berdoa pada Allah supaya kita diberikan petunjuk untuk tetap berada di jalan yang lurus, dan menjaukan kita dari jalan yang dimurkai Allah. Maka dari itu kita sepatutnya meminta perlindungan pada Allah SWT. seperti doa Rasulullah SAW

"Ya Allah, aku berlindung kepada ridha-Mu dari kemurkaan-Mu, dan aku berlindung kepada keselamatan-Mu dari ancaman siksa-Mu. Aku tidak dapat menghitung lagi pujian yang ditujukan kepada-Mu. Engkau adalah sebagaimana puiian-Mu terhadap diri-Mu sendiri. "

Rasulullah berdoa kepada Allah, berlindung kepada Allah dari murka Allah. Meminta keselamatan kepada Allah dari ancaman Allah. Bencana datang dari Allah, pertolongan datang dari Allah. Segala sesuatu datang dari Allah. Dan hanya kepada Allah kita meminta pertolongan.

Kesimpulan :Jalan yang lurus adalah jalan yang penuh rintangan dan hambatan, namun jalan yang lurus adalah jalan yang diridhoi Allah. Meskipun jalan ini tidak mudah dilalui, tetaplah berada di jalan lurus. Dan senantiasa meminta perlindungan dari Allah

Sumber: 

No comments:

Post a Comment